Makassar (Pinmas) —- Untuk meningkatkan
akuntabilitas dan efektifitas penyaluran bantuan madrasah, Direktorat
Pendidikan Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama
menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Dan Regulasi Pengelolaan Bantuan
Madrasah. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan membangun
pengelolaan bantuan madrasah berbasis teknologi informasi sehingga
diharapkan program bantuan madrasah tersebut dapat terlaksana lebih
efektif, efisien dan akuntable.
“Jalankan tugas dengan baik terkait bantuan madrasah,” pesan Dedi Djubaedi ketika memberikan sambutan pembukaan kegiatan Sosialisasi Dan Regulasi Pengelolaan Bantuan Madrasah di Grand Clarion Hotel & Convention, Makassar, Selasa (11/06). Hadir dalam kegiatan ini para pengelola madrasah dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
“Saat ini banyak perilaku-perilaku buruk di masyarakat yang selalu mencari-cari kesalahan yang membuat pencitraan negatif kepada kita,” tambah Dedi.
Untuk menjadikan madrasah yang lebih maju dan berkembang, kepada para pengelola madrasah, Dedi meminta agar kreatif dan inovatif. Selain itu, pengelola madrasah juga harus mampu membangun networking/kerjasama dan memanfaatkan teknologi informasi.
“Teknologi menjadi penting untuk menjadi bukti-bukti otentik tentang apapun yang sudah kita lakukan,” terang Dedi.
Dedi juga mengajak para pengelola untuk terus mengembangkan madrasah sehingga menjadikan madrasah sebagai sekolah pilihan utama masyarakat, tidak lagi sebagai sekolah alternatif.
“Jangan ada lagi ucapan di masyarakat, La Tahyaa Wa La Tamuutu – tidak ada biaya dan tidak ada mutu” ujar Dedi.
“Rasa percaya diri harus lebih dibangun agar aura madrasah semakin bersinar,” tambahnya. (andre)
“Jalankan tugas dengan baik terkait bantuan madrasah,” pesan Dedi Djubaedi ketika memberikan sambutan pembukaan kegiatan Sosialisasi Dan Regulasi Pengelolaan Bantuan Madrasah di Grand Clarion Hotel & Convention, Makassar, Selasa (11/06). Hadir dalam kegiatan ini para pengelola madrasah dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
“Saat ini banyak perilaku-perilaku buruk di masyarakat yang selalu mencari-cari kesalahan yang membuat pencitraan negatif kepada kita,” tambah Dedi.
Untuk menjadikan madrasah yang lebih maju dan berkembang, kepada para pengelola madrasah, Dedi meminta agar kreatif dan inovatif. Selain itu, pengelola madrasah juga harus mampu membangun networking/kerjasama dan memanfaatkan teknologi informasi.
“Teknologi menjadi penting untuk menjadi bukti-bukti otentik tentang apapun yang sudah kita lakukan,” terang Dedi.
Dedi juga mengajak para pengelola untuk terus mengembangkan madrasah sehingga menjadikan madrasah sebagai sekolah pilihan utama masyarakat, tidak lagi sebagai sekolah alternatif.
“Jangan ada lagi ucapan di masyarakat, La Tahyaa Wa La Tamuutu – tidak ada biaya dan tidak ada mutu” ujar Dedi.
“Rasa percaya diri harus lebih dibangun agar aura madrasah semakin bersinar,” tambahnya. (andre)