Banten (Pinmas) —- Seni beladiri Pencak Silat
bagian dari unsur olahraga beladiri tradisional bangsa Indonesia.
Namun sayangnya, semangat anak muda mempelajari silat semakin kalah
dibandingkan seni beladiri luar. Inilah yang menjadi keprihatinan
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali.
Menurut Menag, kultur silat tradisional yang mulai hilang di lembaga pendidikan baik formal maupun non formal saat ini. Terutama setelah gempuran beladiri luar yang terus berkembang di tanah air. Karenanya, ia memiliki target dalam satu tahun kedepan, pencak silat sudah menjadi bagian dari pembelajaran wajib di madrasah dan pondok pesantren seluruh Indonesia.
“Dalam tradisi yang berkembang, pencak silat bukan hanya mengajarkan seni dan beladiri saja, namun juga penguatan akhlak anak didik,” ujarnya dalam acara peluncuran pencak silat sebagai pembelajaran di madrasah dan pondok pesantren di Serang Banten, Sabtu (21/9).
Dahulu, tambah Menag, santri yang ingin belajar pencak silat memiliki persyaratan agama yang ketat. Mereka dilarang keras melakukan kegiatan maksiat atau hal-hal yang dilarang agama, termasuk dilarang berlaku sombong. Ini menunjukkan pendidikan akhlak bagi setiap para pesilat. Karenanya, menurut dia, silat memiliki pendidikan akhlak yang tinggi, yang tidak ada diajarkan pada setiap beladiri dan olahraga lain saat ini.
Menurut Menag, disinilah pentingnya madrasah dan pesantren sebagai lembaga pendidikan agama, perlu menguatkan kembali pembelajaran silat.
“Saat ini baru madrasah dan pesantren di Banten saja yang sudah diwajibkan pembelajaran silat. Kita targetkan dalam satu tahun kedepan seluruh madrasah dan pesantren di Indonesia, silat sudah menjadi pembelajaran wajib,” imbuhnya.
Suryadharma berjanji, Kemenag menargetkan akan memasukkan anggaran pembelajaran silat ini dalam rencana keuangan pendidikan Islam di Kemenag tahun depan.
“Anggaran ini untuk menambah fasilitas pembelajaran silat di madrasah termasuk sarana dan guru silat,“katanya.
Dengan dianggarkannya, pembelajaran atau ekstrakulikuler silat ini, maka dalam waktu dekat akan semakin banyak atlet dari santri madrasah dan pondok pesantren di Indonesia. (amri amrullah/dm)
Menurut Menag, kultur silat tradisional yang mulai hilang di lembaga pendidikan baik formal maupun non formal saat ini. Terutama setelah gempuran beladiri luar yang terus berkembang di tanah air. Karenanya, ia memiliki target dalam satu tahun kedepan, pencak silat sudah menjadi bagian dari pembelajaran wajib di madrasah dan pondok pesantren seluruh Indonesia.
“Dalam tradisi yang berkembang, pencak silat bukan hanya mengajarkan seni dan beladiri saja, namun juga penguatan akhlak anak didik,” ujarnya dalam acara peluncuran pencak silat sebagai pembelajaran di madrasah dan pondok pesantren di Serang Banten, Sabtu (21/9).
Dahulu, tambah Menag, santri yang ingin belajar pencak silat memiliki persyaratan agama yang ketat. Mereka dilarang keras melakukan kegiatan maksiat atau hal-hal yang dilarang agama, termasuk dilarang berlaku sombong. Ini menunjukkan pendidikan akhlak bagi setiap para pesilat. Karenanya, menurut dia, silat memiliki pendidikan akhlak yang tinggi, yang tidak ada diajarkan pada setiap beladiri dan olahraga lain saat ini.
Menurut Menag, disinilah pentingnya madrasah dan pesantren sebagai lembaga pendidikan agama, perlu menguatkan kembali pembelajaran silat.
“Saat ini baru madrasah dan pesantren di Banten saja yang sudah diwajibkan pembelajaran silat. Kita targetkan dalam satu tahun kedepan seluruh madrasah dan pesantren di Indonesia, silat sudah menjadi pembelajaran wajib,” imbuhnya.
Suryadharma berjanji, Kemenag menargetkan akan memasukkan anggaran pembelajaran silat ini dalam rencana keuangan pendidikan Islam di Kemenag tahun depan.
“Anggaran ini untuk menambah fasilitas pembelajaran silat di madrasah termasuk sarana dan guru silat,“katanya.
Dengan dianggarkannya, pembelajaran atau ekstrakulikuler silat ini, maka dalam waktu dekat akan semakin banyak atlet dari santri madrasah dan pondok pesantren di Indonesia. (amri amrullah/dm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar