BIRRUL WALIDAIN
بـِسـْمِ اللهِ الرَّحـْمـنِ
الـرَّحَِـيْـمِ
ا
لـسَّـلاَ مُ عَـلَـيْـكُـمْ وَ رَحـْمَـةُ اللهِ وَ بـَرَكَـا تُـهُ
Alhamdulillah,
Hamdan wa syukrulillah. Hamdan yuwafi ni’amahu mazidah,
wa kafa billahi syahidah. Asyhadu anla illaha illallah, wahdahu laa syarikalah,
wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Amma ba’du.
Kepada yang terhormat Ibu / Bapak para dewan juri
yang Insya Allah telah siap memberikan komentar dan penilaiannya dalam Lomba
Pildacil kali ini,
Kepada Ustadz / Ustadzah yang
saya hormati,
Kepada
Ibu / Bapak hadirin yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang
berbahagia, dan tak lupa kepada teman – teman pelajar Muhammadiyah yang saya
banggakan.
Tiada kalimat yang lebih indah untuk kita sanjungkan
kepada Allah selain ucapan syukur Alhamdulillah atas segala nikmat yang
telah dicurahkan oleh-Nya, baik nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat, nikmat
persaudaraan dan nikmat lain yang tak tehitung jumlahnya.
Shalawat salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Rasul
Akhiruzzaman, Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan semoga sampai kepada
kita selaku pewaris risalah dan pengikut setia beliau.
Hadirin yang Insya Allah dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan
tentang “BIRRUL WALIDAIN” atau BERBUAT BAIK KEPADA KEDUA ORANG TUA.
Menghormati orang tua merupakan kewajiban seorang anak. Birrul
walidain adalah berbuat baik kepada orang tua, antara lain dengan berbakti
dan taat kepada mereka.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surat Luqman ayat 14
yang berbunyi :
أَ
عُوْ ذُ بِا للهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحمْنِ الرَّحِيْمِ.
وَ وَ صَّيْنَ الاِ نْسَا نَ بِوَ ا لِدَ يْهِ حَمَلَتْهُ أُ مُّهُ وَ هْناً عَلَى وَهْنٍ وَ فِصلُهُ فِى
عَا مَيْنِ
أَ نِ شْكُرِ لِي وَ لِوَ ا لِدَ يْكَ إِلَيَّ
المَصِيْرِ ( لقمن : 12)
Yang artinya : "Dan
Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang ibu
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah –
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku kembalimu".
Allah memerintahkan
kepada manusia agar mereka menghormati dan memuliakan ibu bapaknya. Keduanya
lah yang menyebabkan kita lahir ke dunia atas izin Allah. Pada umumnya orang
tua bersedia untuk berkurban apa saja demi keselamatan dan kebahagiaan putra –
putrinya.
Teman – teman, betapa
beratnya tugas seorang ibu. Ibu telah mengandung kita dalam keadaan susah payah
yang kian hari kian bertambah selama 9 bulan, hingga akhirnya kita lahir. Ibu
melahirkan kita diringi rasa sakit, lemas dan khawatir serta keringatnya ikut
bercucuran. Namun itu semua dilalui ibu demi keselamatan lahirnya kita.
Setelah kita lahir, ibu
menyusui, merawat dan menjaga kita hingga dewasa, tentu saja dibantu bapak yang
mencari nafkah untuk ibu dan kita.
Nabi Muhammad
mengisyaratkan birrul walidain itu sejajar atau sama dengan jihad fi
sabilillah. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim diceritakan bahwa Nabi
menyarankan seorang sahabatnya untuk lebih mengutamakan menghormati orang
tuanya daripada berperang.
Dalam Surat Luqm,an
ayat 14 tadi kita diperintahkan untuk bersyukur, berterima kasih kepada Allah,
karena berkat Rahmat-Nya kita lahir, dan berkat Rahmat-Nya pula ibu rela
merawat kita dengan penuh kasih sayang.
Lalu, siapa yang
didahului untuk dihormati ? Ibu atau bapak ?
Rasulullah menjelaskan
dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa pernah suatu
ketika beliau ditanya seseorang tentang siapa yang lebih berhak mendapat
perlakuan baik, Rasulullah menjawab dengan tegas “Ibumu”, hingga tiga
kali orang tersebut menanyakannya, namun jawaban Rasul tetap sama. Barulah pada
pertanyaan yang keempat Rasul menjawab “Bapakmu”.
Alangkah mulianya
seorang ibu, sehingga kedudukannya tiga kali lebih tinggi dibanding bapak.
Namun, bukan berarti penghormatan kita terhadap bapak menjadi berkurang. Tidak
sama sekali. Kita harus tetap menghormati bapak, karena bapak selalu setia
mendampingi ibu dalam merawat kita.
Hadirin
Rahimakumullah,
Satu hal yang sering
tidak kita perhatikan adalah ucapan kita ketika berbicara atau menolak perintah
orang tua. Dalam Surat
Al – Isra’ ayat 23 dijelaskan bahwa mengucapkan kata “ ah “ kepada ibu
bapak saja tidak dibolehkan oleh Islam, apalagi ucapan kasar lainnya.
Apabila orang tua kita
menyuruh untuk berbuat hal yang bertentangan dengan ajaran Islam, maka
hendaknya ditolak dengan bahasa yang santun dan tidak menyakiti perasaan
mereka. Kita tidak boleh mengikuti ajakan dan perintah yang demikian, namun
kita harus tetap menghormati dan menyayanginya.
Di akhir ayat dijelaskan bahwa manusia
hanya akan kembali kepada Allah, termasuk kita dan kedua orang tua kita.
Apabila orang tua kita telah mendahului kita menghadap Allah SWT, sebagai anak
yang shaleh, maka kita harus senantiasa mendoakannya. Sabda Rasul :
إِذا
مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَ ثٍ صَدَ قَةٍ جَارِيَةٍ
أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ ( رواه مسلم )
“Apabila
anak Adam ( manusia ) meninggal dunia, terputuslah semua amalnya kecuali tiga
perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang mendoakan
kepadanya“.
Dalam hadits ini,
dijelaskan salah satu amal yang tak terputus adalah anak shaleh yang mendoakan
orang tuanya. Doa anak shaleh akan meringankan beban orang tuanya, menolong
atau menambah kebahagiaan almarhum orang tuanya. Pahala orang tuanya terus
bertambah selagi anaknya mendoakan. Salah satu Doa untuk kedua orang tua yang
sering kita baca
adalah :
اللّهُمَّ
اغْفِرْليِ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُماَ كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْرً ا
Teman – teman,
setiap amal yang kita perbuat akan mendapat penilaian di hadapan Allah. Untuk
itu, mari kita berlomba – lomba berbuat kebaikan, salah satunya berbuat baik
kepada orang tua kita masing – masing , dengan menghormatinya, menyayanginya
dan senantiasa mendoakan mereka baik yang masih hidup atau yang telah menghadap
Allah SWT.
Demikianlah yang dapat
saya sampaikan, segala kebenaran berasal dari Allah, dan mohon maaf apabila ada
ucapan atau perbuatan yang kurang berkenan di hati hadirin sekalian.
Pak dadang makan ketan, dimakannya
setelah mandi.
Kalau masih ada kesempatan, Insya Allah
kita akan berjumpa lagi.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
وَ بِا للهِ الـتَّوْ فِيْقِ وَ الْهِدَ
ا يَةِ وَ الرِّضَى وَ العِنَا يَةِ
وَ ا لـسَّـلاَ مُ عَـلَـيْـكُـمْ وَ رَحْـمَـةُ اللهِ وَ
بَـرَكَـا تُـهُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar