Selamat Datang Di Tarojjumah.Com - Selamat Datang Di Tarojjumah.Com - Selamat Datang Di Tarojjumah.Com

Kamis, 23 Januari 2014

Kemenag Kirim Santri Ke Maroko, Tunisia dan Libanon

Jakarta (Pinmas) – Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ace Saefuddin menyatakan, Kementerian Agama memberi perhatian serius pada pendidikan pondok pesantren. Perhatian  itu antara lain,  mengirim santri ke berbagai lembaga pendidikan baik di dalam maupun luar negeri.
“Pengiriman santri ke luar negeri ini untuk meningkatkan kompentesi para santri,” kata Ace Saifuddin pada pelepasan para santri ke negara Maroko, Tunisia dan Libanon  di gedung Kemenag Jakarta, Kamis (23/1). Pelepasan 35 santri ke berbagai perguruan tinggi di luar negeri ini disaksikan Ketua STAINU Mujib Qulyubi. 
Ace Saifuddin mengatakan, Kemenag menaruh perhatian besar dalam rangka peningkatan kemampuan mahasiswa santri terutama dalam tafaqquh fiddin. 
“Peningkatan kompentensi dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi terus kita kebut,” ujarnya.
Menurut Ace, apa yang disebut dengan santri tidak terbatas usia,  baik itu yang sedang menempuh pendidikan diniyah awaliyah sampai perguruan tinggi strata tiga. 
“Selama masih tafaqquh fiddin disebut santri, kita menyediakan bea siswa,” jelas Ace.
Ace menuturkan, pondok pesantren merupakan salah satu lembaga edukasi yang mampu melaksanakan pendidikan selama 24 jam, serta menjadi salah satu pilar pengembangan dan pencerdasan bangsa. 
“Kita berharap program pengiriman santri ini menjadi jembatan emas Indonesia dengan berbagai negara,” ujarnya. 
Dikatakan, para alumni pondok pesantren berbondong masuk Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Diponegoro (Undip), dan ke beberapa universitas-universitas ternama di Timur Tengah, Eropa, bahkan Amerika.
Dalam kesempatan ini, Ace Saifuddin juga mengungkapkan masalah menyusupan kitab kuning aatau kitab kitab pelajaran agama. 
“Di dalam kitab yang disusupi ada kalimat-kalimat tertentu yang menyalahkan arti   sehingga mengandung perbedaan faham,” ungkap Ace.
Penyusupan itu seperti dengan tahrib atau menghilangkan ide yang asli, ada juga melalui tahqiq atau membuat tafsir baru seperti Al Quran-nya Ahmadiyah. Penyusupan terjadi melalui software komputer dalam penggunaan kitab-kitab ini yaitu, Maktabah Syamila  yang kini mulai populer digunakan dikalangan para santri pondok pesantren modern. (ks/dm)

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga bermanfaat!!