Jakarta--Sorak
sorai lagu Indonesia Raya nyaring terdengar di salah satu sudut
terminal kedatangan luar negeri, Bandara Soekarno Hatta, Jakarta,
kemarin (9/7). Warna merah putih pun tampak mendominasi dari kejauhan,
seiring dengan kedatangan rombongan yang juga memakai atribut merah
putih. Rombongan itu adalah para siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), yang baru saja tiba dari Leipzig, Jerman, seusai mengikuti
kompetisi internasional World Skill Championship (WSC).
Dengan senyum mengembang, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (SesDitjen Dikmen
Kemdikbud) Mustaghfirin Amin menghampiri ke-32 siswa SMK itu.
Mustaghfirin mengalungkan sebuah karangan bunga kepada salah seorang
siswa yang adalah peraih medali emas bidang Graphic Design Technology WSC. Dia adalah Ganjar Satrio. Kemudian, pengalungan bunga pun dilakukan kepada Andrie Safargi, peraih medali perak bidang Prototype Modeling. Diikuti, pengalungan bunga terhadap delapan siswa peraih Medalion for Excellence.Ganjar Satrio merupakan siswa lulusan SMK Negeri 3 Kasian, Bantul. Pengenalannya terhadap dunia desain saat sekolah menengah pertama (SMP) membawa dia terhadap kecintaan dunia desain. Ketika diwawancarai, Ganjar dengan antusias menceritakan pengalamannya selama mengikuti kompetisi.
Anak kedua dari dua bersaudara ini menjelaskan terdapat empat modul yang harus dikerjakan selama empat hari. Cakupan modul adalah packaging, majalah, editorial, dan advertising. Adapun waktu pengerjaan selama lima jam, untuk masing-masing modul tersebut.
Secara tersirat, Ganjar mengungkapkan pentingnya kesiapan mental yang dimiliki saat mengikuti kompetisi ini. Ganjar mengakui tidak memiliki bayangan apapun terhadap soal yang akan dikerjakan. “Saat mendapatkan modul, kita memang diberikan lima jam waktu pengerjaan, tapi hanya 10 menit untuk membaca soal, 15 menit untuk mendiskusikan bersama pembimbing,” jelasnya. Dia menambahkan, “Sisanya kita yang mengerjakan sendiri,” katanya.
Menurut Ganjar, indikator keberhasilan tiap peserta adalah adanya kesesuaian hasil pengerjaan modul peserta, dengan permintaan soal dalam modul. Dia mencontohkan, terdapat permintaan untuk mengerjakan kemasan teh dengan tema mediation, happiness, dan relaxation pada salah satu modul. Untuk modul tersebut, Ganjar memvisualisasikan dengan warna-warna tertentu. “Untuk mediation tea pakai warna biru, kalau ga salah happiness itu kita pakai warna orange, dan relaxation pakai warna ungu,” ujarnya.
Pada saat pengerjaan modul majalah, Ganjar diminta untuk dapat memvisualisasikan cover majalah bisnis. “Disitu saya pakai desain dewasa, simple, yang mewujudkan bisnis,” ujarnya.
“Terus terang saya tidak yakin menang, karena saingannya semua berat, tapi yang saya lihat ketelitian sangat diperhatikan, mungkin itu keunggulan saya makanya mendapat emas,” beber Ganjar.
Ganjar sangat berharap dapat tetap berkarya di dunia desain grafis. "Saya mau ciptakan emas-emas lain bagi adik-adik selanjutnya, mau kuliah di luar biar ilmu di luar bisa dibagi disini," tutur Ganjar.(GG)