“Pendidikan Agama
menjadi sesuatu yang sangat penting. Saking pentingnya, seorang
pendidik, tidak hanya dituntut untuk pintar dan berwawasan luas, namun,
dia juga harus mampu memberi teladan tidak hanya kepada para muridnya,
namun kepada masyarakat sekitar,” ujar Bahrul Hayat.
Dalam
sambutan yang mewakili Menag, Sekjen mengatakan bahwa saat ini, belahan
Bumi Eropa, baik Eropa Barat maupun Timur, sedang gencar-gencarnya
mempelajari pelajaran pendidikan agama di Indonesia.
“Jerman meminta kita, agar pelajaran agama, diajarkan juga di Jerman. Yunani bahkan sudah menerapkannya,” terang Bahrul
Menurut
Bahrul, bangsa Barat masih mencari solusi, bagaimana mengajarkan dan
menyatukan pendidikan dan pelajaran agama, di saat yang sama, penduduk
mempunyai banyak madzab.
“Sebagai pribadi
maupun bagian tak terpisahkan dari Kemenag, saya bersyukur, bangga dan
mengucapkan selamat atas pengukuhan profesor riset ini. Semoga hal ini
memperkokoh budaya intelektualitas kita,” ujar Sekjen.
Menurut
bahrul, orasi yang disampaikan oleh dua profesor riset kita ini juga
sangat menarik. Di mana, pendidikan, sudah ada sejak manusia lahir.
Pendidikan adalah komponen utama dalam membangun sebuah peradaban.
Pendidikan sangat mempengaruhi kehidupan. Kita semua mafhum, bicara
pendidikan hari ini, adalah bicara tentang 5-10 tahun ke depan.
“Semoga,
pengukuhan ini mampu mendorong, bahwa peran riset menjadi sangat
menentukan dalam meningkatkan kualitas kebijakan. Untuk mengupayakan
sebuah solusi agar kebijakan yangdibuat, merupakan kebijakan yang baik
dan tepat, untuk berperan serta dalam membangun bangsa dan negara ini,”
kata Sekjen.
Sekjen juga berharap, pengukuhan ini mampu menjadi daya dorong untuk lebih melahirkan banyak peneliti.
“Ke
depan, tantangan Kemenag makin kompleks. Pendidikan Agama, akan
mendapat tempata yang istimewa. Satu sisi akan ada proses sekularisasi,
sisi lain, dengan kekuatan HAM, banyak masyarakat menuntut hak untuk mendapatkan pendidikan agama,” tukas Sekjen.
Nurhayati Djamas dan Qowaid, dikukuhkan menjadi Profesor Riset oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kepala LIPI
Prof. Dr. Lukman Hakim menyerahkan secara langsung Widyamala, sekaligus
menjadi ketua majelis pengukuhan, dengan sekretaris pengukuhan Prof.
Dr. Aswatini, Prof. Erman Aminullah, Prof. Imam Tholkah, Prof. Abdul
Aziz al-Bone dan Prof, Amin Suma selaku tim penilai naskah orasi.
(g-penk/dm/dm).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar