Makkah (Pinmas) —-Geraknya
gesit dan tutur kata halus penuh kesabaran saat merangkul kecemasan
yang terpancar di wajah-wajah jamaah haji tersesat. Pasukan srikandi
sektor khusus Masjidil Harram ini lalu mengawal para tamu Allah itu
pulang ke pemondokan.
Jamaah
haji tersesat beragam usia silih berganti datang mengadu saat
kehilangan arah menuju pemondokan. Mereka menyambangi ‘markas’ sektor
khusus yang berada di mulut pintu keluar Marwah Masjidil Haram.
Sang
srikandi sektor khusus yang berasal dari unsur TNI/Polri dengan sigap
‘menangkap’ sinyal sinyal kebingungan jamaah haji tersesat.
Mereka
berjumlah 6 orang dan bekerja dalam 2 shift selama 12 jam. Mereka
bahkan tidak segan-segan jemput bola menyisir dan menyambangi jamaah
yang clingak-clinguk penuh cemas di pelataran masjid terbesar di dunia
itu.
“Bapak
mau ke mana? Mau pulang ke pemondokan ya?,” sapa Budi Purwati Ningsih
ramah kepada seorang jamaah haji lansia yang mengenakan baju ikhram dan
tampak kebingungan itu, di area pintu keluar Marwah, Masjidil Haram,
Senin (30/09).
“Saya mau pulang, tapi terpencar dari teman-teman,” cerita si jamaah tersesat.
Budi
Purwati yang bertugas di Mabes Polri itu juga memastikan sang jamaah
hati itu telah sempurna menjalani prosesi umrah “Bapak sudah tawaf 7
kali? Sudah sai 7 kali? Sudah tahalul?,” tanya Budi Purwati.
Si
jamaah yang diketahui bernama manggut-manggut. “Sudah. Saya mau pulang,
istirahat, pingin tidur,” dengan raut wajah terlihat lelah itu.
“Bapak
didata dulu, minum dulu ya. Sabar ya Pak. Sopir kami sedang antar
jamaah lain, nanti gantian antar Bapak,” ujar Budi Purwati memeriksa
gelang identitas dan mencatat lokasi pemondokan jamaah.
Wajah
jamaah haji lansia itu berubah sumringah ketika tiba giliran diantar
pulang. “Terima kasih ya, Bu,” ucap jamaah itu sambil tersenyum dan
menjabat tangan perempuan asal Solo itu.
Pengamanan
jamaah haji juga dipersembahkan Puspa Riana Ramli. Perempuan ayu dan
ramah ini sigap wara wiri mengantar jamaah haji ke mobil petugas haji
yang mengantar ‘pasien’ tersesat ke rumah. Ia juga menawarkan makanan
dan minuman bagi jamaah haji.
“Sabar ya Pak, sabar ya Bu nanti diantar,” hibur Puspa.
Puspa
juga jeli memperhatikan gerak-gerik mencurigakan orang yang tidak
dikenal di antara jamaah haji “Saya pernah ikuti pria itu terusn dia
orang Indonesia. Gerak-geriknya mencurigakan. Saya pepet dan pantau
terus hingga akhirnya dia keluar dari tengah-tengah kumpulan jamaah
haji,” cerita perempuan yang bertugas di Mabes TNI itu.
Sedangkan Esti Chasanah Wongsopawiro punya kisah sendiri. Ia pernah mengejar jamaah haji yang linglung.
“Jamaah
itu bilang, ini Solo ya. Dibantu antar pulang sulit sekali sampai
akhirnya bersedia, kita tenangkan dan diantarlah ke pemondokan,” ujar
Esti yang murah senyum ini.
“Saya bahagia kalau melihat jamaah haji tersenyum lagi setiba di pemondokan,” ujarnya.
Wakasektor khusus Tien Abdullah juga punya pengalaman tersendiri. Ia lebih senang blusukan di lapangan membantu jamaah tersesat.
Tien
pernah nyaris ditimpuk sandal oleh jamaah haji yang panik dan tidak
sabaran manakala diminta menunggu giliran mobil pengantar jamaah sesat
“Saya minta jamaah itu sabar dan terus berdoa. Saat itu saya harus
menangani jamaah haji pingsan, satu sisi ada kakek yang kakinya
lecet-lecet semua. Padahal jamaah harus antre menunggu giliran mobil
yang akan membawa mereka ke rumah,” papar Tien.
Bagi
dia, kesabaran dan keikhlasan adalah kunci melayani tamu Allah. “Saya
selalu mengimbau jamaah haji terus berdoa dan besabar menghadapi
masalah. Tidak ada yang bisa temukan mereka, kecuali kehendak Allah,”
tutur Tien. (aan/detik/mkd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar