PENDIS - Ketua
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas`udi menyatakan
rasa bangga dan mengapresiasi program kerjasama antara Kementerian
Agama RI dengan UICCI, ketika didaulat untuk
memberikan wejangan kepada Santri Beasiswa Tahfid al-Quran pada acara
kegiatan Pre Departe Santri Penerima Beasiswa Tahfidz al-Quran ke Turki
yang berlangsung di Jakarta (19/07). "Negara Turki dan Indonesia adalah 2
negara Islam besar yang diharapkan dapat mewarnai peradaban dunia
dengan misi Islam yang rahmatan lil`alamin". tutur Masdar
KH Masdar menengarai sekarang ini pelaku peradaban
dunia ditentukan oleh Empat Blok Besar, yaitu: pertama blok Kristiani
terutama diikuti oleh negara-negara Eropa dan Amerika, kedua blok Budha
dan rumpunnya yaitu negara-negara China dan Indo China, ketiga blok
Hindu, yang diikuti oleh India dan keempat blok Islam yang diikuti oleh
Negara-negara Islam bangsa-bangsa dari Maroko sampai Merauke Indonesia. Keempat blok tersebut merupakan pelaku atau aktor penentu peradaban dunia.
Namun sayangnya blok peradaban Islam saat ini dirasa
masih lemah karena dilanda perpecahan dan pertikaian yang tak
habis-habisnya, di samping itu belum ada perekat imam yang ditaati.
Sementara Kristen mempunyai imam yaitu Amerika. Buda dengan China dan
Hindu dengan India. Sementara Islam belum mempunyai imam yang menjadi
pemersatu dan perekat peradaban agar menjadi stabil. Nah dalam situasi
seperti ini, saya memandang langkah anda semua yang ingin pergi jauh
menempa diri ke negeri Turki amat tepat untuk mengatasi kelemahan demi
kelemahan tersebut.
Diharapkan anda akan menjadi imam, pemimpin yang akan
dapat memimpin dunia Islam agar mempunyai wawasan yang global. Makanya
anda semua harus bercita-cita tinggi, berambisi besar untuk mewujudkan
Islam sebagai penjamin kerahmatan semesta. "Kita tidak bisa lepas dari
orang lain tetapi kita jangan terlalu sibuk mengurusi orang lain
sehingga waktu kita habis" ungkap KH Masdar ketika menyikapi konflik dan
silang pendapat yang saling menyalahkan dikalangan umat Islam.
Para santri menurut KH Masdar harus menjadi pemenang
dalam konteks global. Masih menurut KH Masdar kemenangan ada tiga cara
yaitu: Pertama, Kemenangan Fisik yaitu kemenangan yang dengan cara
mengalahkan pihak lain dengan kekuatan fisik, senjata dan kekuatan
tubuh. Kemenangan ini adalah jenis kemenangan yang paling lemah karena
si musuh akan selalu balas dendam turun temurun; Kedua, Kemenangan nalar
atau argumen. Maksudnya adalah kemenangan yang didasarkan pada kekuatan
akal dan argumen-argumen untuk mengalahkan pihak lain. Namun yang kalah
akan mencari argumen dan pembenaran kepada pihak lain sampai
mengalahkan argumen kita. Ketiga, kemenangan hati, keluhuran budi atau
akhlak. Inilah kemenangan sejati dan dia akan menyerah lahir batin.
Uraian KH Masdar menjadi menarik ketika menyinggung
konsep Negara dan tanggungjawabnya kepada warganya. Bagi beliau negara
adalah wakil Tuhan sebagai cermin dari sifat rahman-Nya. Makanya Negara
tidak berhak mendiskriminasikan warganya berdasarkan keyakinan, namun
Negara wajib menjamin "keadilan" bagi semua warga. Persamaan dimuka
hukum dan menjamin kerahmatan dan keselamatan.
Dari pihak UICCI yang
diwakili Ustadz Farhat Bas, warga Negara Turki, yang telah menetap di
Indonesia kurang lebih 8 tahun semenjak Peristiwa Tsunami Aceh
mengatakan bahwa "kita mempunyai paham yang sama dengan Indonesia dalam
menciptakan keberagamaan Islam yang toleran dan damai, yaitu Islam
rahmatan lilalamin". Pada awalnya dari Turki akan membangun
sekolah-sekolah tapi yang kami dilihat di Indonesia sudah banyak dan
biasanya yang bisa sekolah hanyalah anak-anak orang-orang kaya. Maknya
kami membuat pondok pesantren untuk para santri yang selama ini
membutuhkan melalui Program Beasiswa Tahfidz.
Alhamdulillah sampai saat ini kita Yayasan UICCI telah
memiliki 4000-an pesantren Sulaimaniah di Turki dan Cabang Sulaimaniah
di 110 negara termasuk Indonesia untuk membekali para santri Tahfidz
al-Quran.
Wallahu a`lam bi al-shawab.
(Ruchman Basori/ra)