Palu, bimasislam-- Pada hari Jumat-Minggu (28-30/6), Pusat Studi al-Quran (PSQ) mengadakan kembali Training of Trainers
(ToT) bagi para da’i/da’iyah dan beberapa Penyuluh Agama Islam di kota
Palu dan sekitarnya. Kegiatan yang mengangkat tema tentang “Mengusung Moderasi dan Toleransi untuk Indonesia Damai”
itu juga menghadirkan Wakil Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar,
MA, sebagai salah satu narasumbernya. Dalam sebuah sesi Wamen
mengungkapkan, “Allah mengajarkan kita pendekatan cinta lewat
firman-Nya, dengan mengikuti (ajaran) Rasul-Nya. Karenanya, Islam harus
hadir sebagai agama yang paling dicintai umat manusia”, tegasnya seraya
menyitir QS. Ali ‘Imran: 31 untuk menggugah para peserta yang hadir
hari Sabtu malam (29/6) itu.
Ajaran
“jihad” sekalipun tetap mengusung rasa cinta dalam prakteknya, ungkap
Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Jakarta ini di hadapan 45 orang peserta.
Al-Quran menjelaskan perintah jihad dengan mendahulukan perjuangan
dengan materil (harta benda) dulu sebelum dengan pengorbanan jiwa. “Wa jaahiduu bi amwaalikum wa anfusikum. Jadi, berjuang lewat harta dulu, kemudian diri kita, bukan sebaliknya” terangnya merujuk QS. At-Taubah: 41.
Selain itu, al-Quran juga menjelaskan tentang orang-orang yang mendapatkan kemenangan (faa’izuun) adalah orang
yang melakukan hijrah terlebih dahulu sebelum berjihad di jalan Allah.
“Jadi, mereformasi diri dulu, sebelum berjuang”, urainya merujuk QS.
At-Taubah: 20. Ini semua menegaskan bahwa jihad itu punya makna dan
strategi dalam prakteknya, imbuh Rektor Institut PTIQ Jakarta ini
meyakinkan para peserta yang mengikuti acara ini di Grand Duta Hotel,
Palu.
Pada
hari yang sama, sebelum memberikan orasi ilmiahnya, Wamen berkesempatan
mengunjungi dan melihat langsung perkampungan Muallaf Nurul Khairat
yang dibina oleh Habib Saleh Alaidrus di Dataran Tinggi Palu. Dengan
penghormatan, Wamen juga sowan (silaturrahim) ke Habib Ali al-Jufri, Guru Tua Ormas al-Khairat di kediamannya di Palu. (edijun/foto:bimasislam)