1. Masa Hidup Syaikh Ahmad Rifai
Beliau dilahirkan di desa tempuran kabupaten Kendal jawa tengah pada tgl 9 muharam 1200 H. bertepatan dg th 1786 M. Pada masa kanak-kanak beliau sudah ditinggalkan oleh Ayahnya, kemudian diasuh oleh Pamannya yaitu Syaih Asy’ari (suami nyai Rojiyah binti Muhammad) seorang ulama besar yang hidup pada masa itu. Yang merupakan pendiri pondok pesantren kaliwungu selama kurang lebih 20 th. Sehingga beliau menjadi seorang yang pandai dalam ilmu agama yang mempunyaio jiwa kepemimpinan yang tegas dan bijaksana. Kemudian usia yang ke-30 th. Beliau pergi ketanah suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu agama dengan berguru kepada Syaikh Ahmad Usman dan Syaikh Al Faqih Muhammad ibnu Abdul ‘Aziz Al Jaisyi. Setelah cukup lama belajar di Mekah kemudian hijrah ke Masir untuk memperdalam lagi ilmu agama khususnya ilmu fiqih madhab Syafi’I dengan berguru kepada Syaih Ibrohim Al bajuri dan Syaih Abdurrahman Al Mishri.
Beliau pulang ke Indonesia untuk berda’wah dan menyebarkan agama khususnya di daerah Jawa Tengah, tempat dimana dulu beliau dilahirkan. Dalam dakwahnya beliau lebih menekankan kepada Amar Ma’ruf Nahi Munkar, penterjemahan kitab-kitab berbahasa arab ke dalam bahasa Jawa agar lebih mudah di pahami, disamping itu beliau mendirikan pondok pesantren, serta berjihad untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Beliau sangat gigih dalam menanamkan keislaman kepada murid-muridnya dan masarakat pada umumnnya hususnya tentang jihad terhadap pemerintahan colonial Belanda yang telah menyengsarakan bangsanya. Sikap tegas beliau itu menyebabkan pemarintah kolonial belanda marah dan Syaih Ahmad Rifai di tangkap kemudian di masukkan penjara Semarang.
Setelah keluar dari penjara Syaikh Ahmad Rifa’I pindah ke sebuah desa yang terpencil yaitu Desa Kalisalak yg berada di Kec. Limpung Kab. Batang, di desa tersebut beliau menikahi seorang gadis sholihah bernama Sujinah setelah ditinggal wafat istri pertamanya yg bernama Umi Umroh. Di Desa tersebut beliau mendirikan Pondok Pesantren yg menjadikan beliau di kenal khalayak hingga berdatangan para santri dari berbagai daerah yg kemudian menjadi muridnya di antaranya dari Wonsobo, Pekalongan, Kebumen dan daerah lainnya, melalui pesantren dan karya-karyanya inilah beliau memperkuat dan mengembangkan dakwah serta jihadnya.
2. Masa Akhir Kehidupan Syaikh Ahmad Rifai
Semasa Syaikh Ahmad Rifai mengajarkan tentang keislaman kepada murid-muridnya sekaligus menanamkan nilai jihad kepada mereka, banyak orang yang datang untuk berguru kepada beliau, hal ini menyebebkan pemerintah Belanda merasa khawatir dan takut karena keberadaan Syaikh Ahmad Rifai dan pengikutnya akan membahayakan pemerintahan colonial Belanda. Maka beliau di tangkap dan di asingkan ke Ambon Maluku pada tgl 16 syawal 1275 H / 19 mei 1859 M. Meskipun demikian, tidak menyurutkan langkah beliau untuk selalu berdakwah dan mengarang kitab-kitab tarjamah, sehingga dalam pengasingan beliau mampu menulis 4 judul kitab dan 60 lembar tanbih dlm bahasa melayu ketika berdakwah di Maluku yg kemudian kitab-kitab tersebut dikirimkan kepada murid-muridnya di jawa, beliau juga sempat pindah ke kampong Jawa Tondano Kabupaten Minahasa Menado dan menikah serta meninggal di sana dlm usia 89 th. Beliau di makamkan di makam Pahlawan Kyai Mojo, Bukitt Tondano, Kampung Jawa Tondano, Minahasa Menado Sulawesi Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar