Yogyakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Suryadharma Ali
menyelenggarakan silaturahmi dengan para tokoh agama dalam rangkaian
kunjungannya ke Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (23/11).
Hadir dalam silaturahmi ini, ketua MUI DIY KH M Thoha Abdurrahman, pimpinan KWI V Suparman, Pimpinan Parisada Hindu B Semboko, Pimpinan Budha Totok, pimpinan Konghuchu Cucu Rohyana, dan beberapa tokoh agama DIY lainnya. Ikut hadir juga, Dirjen Pendidikan Islam Nur Syam, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Dirjen Bimas Hindu Triguna, Dirjen Bimas Buddha Joko Wuriyanto, Kabalitbang Machasin, Dirjen PHU Anggito Abimanyu, serta Kakanwil Kemenag Provinsi DI Yogyakarta dan Bali.
Di hadapan para tokoh agama, Menag menyampaikan lima (5) hal berikut:
Pendidikan
“Hari ini, pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama, baik Agama Islam, Budha, Hindu, Kristen, Katolik maupun Konghuchu, mengalamai perkembangan yang menggembirakan. STAIN merubah diri ke IAIN, IAIN menjadi UIN. STAKN (Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri) berubah menjadi IAKN. Begitu juga perguruan tinggi agama lainnya. Jadi, perkembangan PT semua agama, diperhatikan oleh Kemenag.”
“Sayang, karena keterbatasan dana, banyak hal belum bisa kita capai. Meski demikian, lembagapendidikan di bawah naungan Kemenag, sudah saat nya untuk tidak disebut sebagai lembaga pendidikan kelas dua. Kita mampu bersaing.”
Haji
“Kualitas Pelayanan Haji kita tiap tahun meningkat. Bahkan tahun ini, ada lembaga internasional berbasis di London yang memberi penghargaan kepada Kemenag sebagai penyelenggara ibadah haji terbaik di dunia.”
Good Governance
“Sebelum tahun 2009, laporan keuangan kita selalu Disclaimer (auditor tidak menyatakan pendapat). Namun, pelan tapi pasti, kita bersama-sama berbenah, akhirnya laporan keuangan kita WDP atau Wajar dengan Pengecualian. Alhamdulilah, dua tahun berturut-turut, kita mendapat predikat WTP atau Wajar Tanpa Pengecualian.”
Kerukunan
“Diakui atau tidak, kerukunan antarumat beragama kita, terbaik di dunia. Semakin para tokoh agama sering bertemu, semakin baik. Pluralisme adalah sebuah realitas. Keragaman adalah ciptaan Tuhan. Kita berdiri atas 17 ribu pulau lebih dengan 1,2 ribu lebih suku dan bahasa. Sebagai umat beragama, kita harus meyakini keragaman. Jika tidak, berarti kita tidak meyakini kekuasaan Tuhan, dan bisa diartikan, kita malah tidak percaya kepada Tuhan, alias tidak beragama.”
Kampanye Produk Halal
“Kami mengimbau kepada para pedagang, baik di pasar tradisional maupun modern, untuk memasarkan produk yang halal dan toyyib.”
Di hadapan para tokoh agama, Menag juga menegaskan bahwa acara silaturahim seperti ini sangat penting dan tidak boleh berhenti. “SIlaturahim penting, apalagi jika hal ini dilakukan oleh para tokoh agama. Semua kita lakukan untuk satu kata; kerukunan” terang Menag.
“Kerukunan, lanjut Menag harus terus dijaga, karena kerukunan bersifat dinamis. Apalagi, bangsa kita sangat plural. Hal ini diperparah oleh banyak kelompok yang menganggap bahwa perbedaan diantara kita, adalah sebuah kelemahan. Padahal, suatu taman tidak indah jika bunga yang ada sejenis. Taman itu akan semakin cantik, jika diisi oleh bunga yang warna-warni” tambahnya.
Usai bersilaturahmi dengan para tokoh, Menag kemudian menyempatkan diri untuk mengunjungi pasar swalayan guna mengecek langsung keberadaan produk hala di pasaran. (G-penk/mkd)
Hadir dalam silaturahmi ini, ketua MUI DIY KH M Thoha Abdurrahman, pimpinan KWI V Suparman, Pimpinan Parisada Hindu B Semboko, Pimpinan Budha Totok, pimpinan Konghuchu Cucu Rohyana, dan beberapa tokoh agama DIY lainnya. Ikut hadir juga, Dirjen Pendidikan Islam Nur Syam, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Dirjen Bimas Hindu Triguna, Dirjen Bimas Buddha Joko Wuriyanto, Kabalitbang Machasin, Dirjen PHU Anggito Abimanyu, serta Kakanwil Kemenag Provinsi DI Yogyakarta dan Bali.
Di hadapan para tokoh agama, Menag menyampaikan lima (5) hal berikut:
Pendidikan
“Hari ini, pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama, baik Agama Islam, Budha, Hindu, Kristen, Katolik maupun Konghuchu, mengalamai perkembangan yang menggembirakan. STAIN merubah diri ke IAIN, IAIN menjadi UIN. STAKN (Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri) berubah menjadi IAKN. Begitu juga perguruan tinggi agama lainnya. Jadi, perkembangan PT semua agama, diperhatikan oleh Kemenag.”
“Sayang, karena keterbatasan dana, banyak hal belum bisa kita capai. Meski demikian, lembagapendidikan di bawah naungan Kemenag, sudah saat nya untuk tidak disebut sebagai lembaga pendidikan kelas dua. Kita mampu bersaing.”
Haji
“Kualitas Pelayanan Haji kita tiap tahun meningkat. Bahkan tahun ini, ada lembaga internasional berbasis di London yang memberi penghargaan kepada Kemenag sebagai penyelenggara ibadah haji terbaik di dunia.”
Good Governance
“Sebelum tahun 2009, laporan keuangan kita selalu Disclaimer (auditor tidak menyatakan pendapat). Namun, pelan tapi pasti, kita bersama-sama berbenah, akhirnya laporan keuangan kita WDP atau Wajar dengan Pengecualian. Alhamdulilah, dua tahun berturut-turut, kita mendapat predikat WTP atau Wajar Tanpa Pengecualian.”
Kerukunan
“Diakui atau tidak, kerukunan antarumat beragama kita, terbaik di dunia. Semakin para tokoh agama sering bertemu, semakin baik. Pluralisme adalah sebuah realitas. Keragaman adalah ciptaan Tuhan. Kita berdiri atas 17 ribu pulau lebih dengan 1,2 ribu lebih suku dan bahasa. Sebagai umat beragama, kita harus meyakini keragaman. Jika tidak, berarti kita tidak meyakini kekuasaan Tuhan, dan bisa diartikan, kita malah tidak percaya kepada Tuhan, alias tidak beragama.”
Kampanye Produk Halal
“Kami mengimbau kepada para pedagang, baik di pasar tradisional maupun modern, untuk memasarkan produk yang halal dan toyyib.”
Di hadapan para tokoh agama, Menag juga menegaskan bahwa acara silaturahim seperti ini sangat penting dan tidak boleh berhenti. “SIlaturahim penting, apalagi jika hal ini dilakukan oleh para tokoh agama. Semua kita lakukan untuk satu kata; kerukunan” terang Menag.
“Kerukunan, lanjut Menag harus terus dijaga, karena kerukunan bersifat dinamis. Apalagi, bangsa kita sangat plural. Hal ini diperparah oleh banyak kelompok yang menganggap bahwa perbedaan diantara kita, adalah sebuah kelemahan. Padahal, suatu taman tidak indah jika bunga yang ada sejenis. Taman itu akan semakin cantik, jika diisi oleh bunga yang warna-warni” tambahnya.
Usai bersilaturahmi dengan para tokoh, Menag kemudian menyempatkan diri untuk mengunjungi pasar swalayan guna mengecek langsung keberadaan produk hala di pasaran. (G-penk/mkd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar