MOTIVASI
BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB
A.
Motivasi belajar
1.
Pengertian
Motivasi
Motivasi menggambarkan proses yang
dapat memunculkan dan mendorong perilaku, memberikan arah atau tujuan perilaku,
memberikan peluang terhadap perilaku yang sama dan mengarahkan pada pilihan
perilaku tertentu.
Motivasi anak yang dibawa ke dalam
situasi belajar sangat berpengaruh terhadap bagaimana mereka belajar dan apa
yang mereka pelajari. Hal ini karena motivasi merupakan kondisi di dalam diri
anak yang mempengaruhi kesiapannya di dalam memprakarsai atau melanjutkan
kegiatan belajar.
Motivasi dapat berupa
dorongan-dorongan dasar atau internal dan intensif di luar individu. Sebagai
suatu masalah di dalam kelas motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan
dan mengontrol minat-minat siswa.
Memberikan motivasi kepada siswa,
berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan
sesuatu. Sehingga diri siswa tersebut akan melakukan perubahan.
Menurut Sardiman
A.M, motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan / mendesak.[1]
Menurut Eysenck dkk, motivasi
dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas,
konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia.[2]
Sedangkan menurut Maslow kebutuhan-kebutuhan yang memotivasi tingkah laku
seseorang dibagi kedalam 7 kategori yaitu :
a.
Fisiologis
Merupakan kebutuhan manusia yang
paling dasar, meliputi : kebutuhan yang penting untuk mempertahankan hidup.
b.
Rasa Aman
Merupakan kebutuhan kepastian keadaan
dan lingkungan yang dapat diramalkan, ketidakpastian, ketidakadilan,
keterancaman, akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada diri individu.
c.
Rasa Cinta
Merupakan kebutuhan afeksi dan
pertalian dengan orang lain.
d.
Penghargaan
Merupakan kebutuhan rasa berguna,
penting, dihargai, dikagumi, dihormati oleh orang lain.
e.
Aktualisasi
Diri
Kebutuhan untuk mengembangkan diri
sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya.
f.
Mengetahui
dan Mengerti
Kebutuhan manusia untuk memuaskan
rasa ingin tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk mendapatkan
keterangan-keterangan dan untuk mengerti sesuatu.
g.
Kebutuhan
Estetik
Kebutuhan akan keteraturan,
keseimbangan dan kelengkapan diri dari suatu tindakan.[3]
Menurut Mc. Donald seperti yang dikutip oleh Dr. Oemar Hamalik, “Motivation is a energy change within the person characterized
by affective arousal and anticipatory goal reactions” motivasi adalah
perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.[4]
Dari pengertian yang dikemukakan Mc.
Donald mengandung tiga elemen penting yaitu :
a.
Bahwa
motivasi dimulai dari adanya perubahan energy dalam diri pribadi. Perubahan-perubahan
dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam system
neurofisiologis dalam organisme manusia.
b.
Motivasi
ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal)
c.
Motivasi
ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.[5]
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang berasal baik dari dalam diri
seseorang maupun dari luar diri seseorang yang berupa usaha pembentukan dari
orang lain untuk melakukan suatu tindakan demi tercapainya tujuan.
Hakikat motivasi adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswayang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indicator atau unsur yang
mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam
belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.
gairah
dalam proses pembelajaran;
b.
semangat
dalam proses pembelajaran;
c.
rasa
penasaran atau rasa ingin tahu dalam proses pembelajaran;
d.
“jalan
sendiridalam proses pembelajaran;
e.
rasa
percaya diri dalam proses pembelajaran;
f.
daya
konsentrasi dalam proses pembelajaran;
g.
kesulitan
sebagai tantangan dalam proses pembelajaran;
h.
kesabaran
dan daya juang dalam proses pembelajaran.[6]
Berkaitan dengan
indikator motivasi dimana hal ini akan tercapai apabila diniatkan sepenuh hati
dan tidak bersikap lemah. Allah SWT berfirman :
wur
(#qãZÎgs? wur (#qçRtøtrB ãNçFRr&ur
tböqn=ôãF{$# bÎ)
OçGYä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÌÒÈ
Artinya : “Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imran :
139)[7]
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa di dalam diri sendiri
haruslah termotivasi untuk tidak bersikap lemah tetapi sesuai indikator
motivasi yaitu bergairah, bersemangat, penuh percaya diri, mandiri,
berkonsentrasi, sabar, dan berdaya juang.
2.
Fungsi
Motivasi
Motivasi sangat diperlukan bagi
terciptanya proses pembelajaran di kelas secara efektif. Motivasi juga memiliki
peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam proses maupun
pencapaian hasil.
Seorang siswa yang memiliki motivasi tinggi, pada umumnya
mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun output pembelajaran. Oleh karena
itu, seorang guru dituntut mampu mengkreasi berbagai cara agar motivasi siswa
dapat muncul dan berkembang dengan baik.
Karenanya, motivasi yang ada pada diri manusia mempunyai
tiga fungsi dasar yaitu :
a.
Mendorong
manusia untuk berbuat
Motivasi berfungsi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi, merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b.
Menentukan
arah perbuatan
Motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuan yang hendak dicapai.
c.
Menyeleksi
perbuatan
Motivasi menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan
yang serasi dengan tujuan yang dimaksud, dengan menyisihkan atau
mengesampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.[8]
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar
Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah :
a.
Intelegensi
b.
Kebutuhan
belajar
c.
Minat
d.
Sifat
Pribadi[9]
4.
Bentuk-bentuk
Motivasi dan Cara untuk Menumbuhkannya.
Motivasi bisa berasal dari dalam
diri siswa atau dibangun dari luar. Oleh karena itu, ada sejumlah formula yang
bisa diaplikasikan dalam membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa,
yang dengan tumbuhnya motivasi dalam diri siswa diharapkan proses dan hasil
pembelajaran mencapai tingkat maksimal.
Bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah, antara lain :
a.
Memberi
Angka
Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Hal ini penting karena kebanyakan siswa belajar yang utama justru
untuk mencapai angka / nilai yang baik.
b.
Hadiah
Sesuatu yang diberikan untuk suatu pekerjaan.
c.
Saingan
atau kompetisi
Digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar
siswa, karena dengan adanya saingan ada keinginan siswa untuk bisa menjadi yang
lebih dari siswa lain.
d.
Ego /
Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri.
e.
Memberi Ulangan
Dengan adanya ulangan dapat memotivasi siswa untuk
belajar lebih giat.
f.
Mengetahui
Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa belajar lebih giat.
g.
Pujian
Merupakan bentuk reinforcement yang positif dan
sekaligus motivasi yang baik.
Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
menyenangkan dam mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga
diri.
h.
Hukuman
Sebagai reinforcement yang negative. Dapat dijadikan
alat motivasi kalau diberikan secara tepat dan bijaksana.
i.
Hasrat
untuk Belajar
Merupakan unsur kesengajaan, ada motivasi untuk belajar
dari dalam diri siswa itu sendiri.
j.
Minat
Minat adalah motivasi yang pokok. Dengan dorongan minat,
proses belajar dapat berjalan lancar.
k.
Tujuan yang
Diakui
Dengan memahami tujuan yang akan
dicapai dan merasa bahwa tujuan tersebut sangat berguna dan menguntungkan, maka
akan timbul gairah untuk terus belajar.[10]
Berkaitan dengan
motivasi belajar yang merupakan dorongan yang dimulai dari adanya perubahan
energi dalam diri pribadi untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut
kita harus memulai dari diri sendiri. Allah SWT berfirman :
3 cÎ) ©!$# w çÉitóã
$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym
(#rçÉitóã $tB
öNÍkŦàÿRr'Î/
3
....
Artinya : “...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (
QS. Ar-Ra’du : 11 )[11]
Dari ayat di atas jelaslah bahwa motivasi belajar bisa
diusahakan. Salah satunya dengan niat yang kukuh dari diri sendiri dan tidak
putus asa.
B.
Prestasi
Belajar Bahasa Arab
1.
Pengertian
Prestasi Belajar
Belajar sebagai suatu proses adalah
kunci utama dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya
kependidikan.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.[12]
Nana Sudjana juga berpendapat, bahwa
belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang.[13]
Sedangkan menurut Catharina Tri
Anni, belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.[14]
Dari berbagai pengertian di atas
dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
seseorang yang dilakukan secara sengaja yaitu melalui usaha latihan dan
pengalaman, sehingga timbullah kecakapan baru sebagai pola tingkah laku manusia
itu sendiri dari beberapa aspek yang meliputi pengetahuan, pengertian, sikap,
ketrampilan, kebiasaan, emosi, budi pekerti dan apresiasi.
Karena belajar adalah suatu proses,
maka dari proses tersebut menghasilkan sebuah hasil dari pembelajaran. Hasil
belajar itulah yang disebut prestasi belajar.
Prestasi belajar menurut Tulus Tu’u
adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas
dan kegiatan pembelajaran di sekolah.[15]
Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata,
prestasi belajar atau hasil belajar (achievement) adalah realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang.[16]
Berdasarkan pendapat di atas maka
dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud prestasi belajar adalah hasil yang
ditunjukkan oleh siswa didik, yakni perubahan tingkah laku yang terjadi dalam
diri siswa atau peserta didik setelah melakukan belajar. Dengan demikian hasil
belajar merupakan kemampuan baru yang kwalifikasinya lebih tinggi dari pada
kemampuan sebelum belajar. Kemampuan baru yang diperoleh itu melalui pengalaman
dan latihan yang mengarah pada penggunaan pengetahuan, kecakapan dan kebiasaan
atau tingkah laku.
Jadi prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.
Menurut Zakiyah Daradjat, prestasi
belajar siswa yang dituangkan dalam nilai raport hendaklah merupakan akumulasi
dari sekurang-sekurangnya tiga aspek penilaian, yaitu aspek kognitif, afektif
dan aspek psikomotorik.[17]
Aspek kognitif lebih mengarah pada kemampuan berfikir dan peningkatan
intelektual yang berarti memahami
Islam. Aspek afektif bersangkut paut dengan sikap
mental perasaan dan kesadaran siswa yang
berarti menghayati Islam. Aspek psikomotorik bersangkut
dengan keterampilan yang lebih bersifat praktik dan konkrit atau menjalankan Islam.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud pengertian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
melalui proses perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang meliputi
pemahaman, penghayatan, dan hasil dapat dilihat dari nilai yang tercampur dalam
nilai raport.
Bahasa Arab
merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan
dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.
Dalam prestasi
belajar Bahasa Arab, peserta didik diharapkan agar dapat mencapai keterampilan
dasar awal berbahasa Arab, dengan didukung unsur-unsur kebahasaan seperti :
istima’ / mendengarkan, kalam / berbicara, qira’ah / membaca, kitabah /
menulis.
Area pelajaran utama dari
pembelajaran Bahasa Arab meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis.
Jadi pencapaian hasil belajar atau
prestasi belajar Bahasa Arab adalah peserta didik memiliki keterampilan
mendengarkan yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan kemampuan berbicara,
dan pada kemampuan berbicara akan memberikan kontribusi pada keterampilan
membaca dalam bentuk teks atau dokumentasi, dan akhirnya kemampuan mendengar,
berbicara dan membaca sangat berpengaruh pada keterampilan menulis.[18]
2.
Bentuk-bentuk Prestasi Belajar
Secara garis besar hasil belajar
dapat dikelompokkan ke dalam tiga bidang yakni bidang kognitif, bidang afektif,
serta bidang psikomotor.
Hasil belajar pada bidang kognitif,
meliputi : Pengetahuan hafalan, pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis,
sintesis, dan evaluasi.
Hasil belajar pada bidang afektif, meliputi : receiving
/ attending, responding atau jawaban, valuing (penilaian), organisasi, dan
karakteristik nilai atau internalisasi nilai.
Hasil belajar pada bidang
psikomotor, meliputi : keterampilan pada gerakan yang tidak sadar, keterampilan
pada gerakan sadar, kemampuan perceptual, kemampuan dibidang fisik,
gerakan-gerakan skill, dan kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.[19]
3.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi
belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam dirinya
(intern) maupun dari luar (ekstern). Berikut akan diuraikan faktor-faktor
tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Slameto dalam buku Belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
a.
Faktor Intern
1)
Faktor jasmaniah, yang termasuk didalamnya adalah kesehatan dan cacat tubuh
(sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh /
badan).
2)
Faktor psikologis, termasuk didalamnya adalah inteligensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Berkaitan dengan hal tersebut
Allah berfirman :
tA$s%
¼çms9 4ÓyqãB ö@yd y7ãèÎ7¨?r& #n?tã
br& Ç`yJÏk=yèè? $£JÏB |MôJÏk=ãã
#Yô©â
ÇÏÏÈ
Artinya : “Musa berkata kepada Khidhr : “Bolehkah aku
mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara
ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (Q.S. Al-Kahfi : 60)[20]
3)
Faktor Kelelahan (baik kelelahan jasmani maupun kelelahan rohani / psikis)
b.
Faktor Ekstern
1)
Faktor keluarga, termasuk di dalamnya adalah cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
2)
Faktor sekolah, termasuk di dalamnya adalah metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
3)
Faktor masyarakat, termasuk di dalamnya adalah kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.[21]
4.
Teknik
Evaluasi Prestasi Belajar
Evaluasi didefinisikan sebagai
proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau
kelompok.[22]
Evaluasi dalam dunia pengajaran
dikategorikan menjadi dua, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Sedangkan yang dimaksud teknik
evaluasi atau teknik untuk mengumpulkan informasi adalah suatu cara penilaian
kemajuan belajar pserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang harus dicapai.
Teknik evaluasi yang dapat digunakan ada tujuh, yaitu :
a.
Penilaian
unjuk kerja, mengamati kegiatan peserta didik secara langsung.
b.
Penilaian
sikap, menilai dari nilai-nilai perilaku atau tindakan yang sesuai.
c.
Penilaian
tertulis, bentuk penilaian dalam bentuk tulisan.
d.
Penilaian
proyek, penilaian terhadap suatu tugas dalam waktu tertentu.
e.
Penilaian
produk
f.
Penilaian
portofolio, penilaian berkelanjutan.
g.
Penilaian
diri, peserta didik menilai dirinya sendiri berkaitan status, proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajari.[23]
C.
Mata
Pelajaran Bahasa Arab
1.
Urgensi
Mempelajari Bahasa Arab
Menurut Abidin
Ja’far seperti yang dikutip oleh Drs. M. Syakur Sf. dalam bukunya Pengajaran
Bahasa Arab, Bahasa Arab adalah satu bahasa yang hidup, dipakai sehari-hari
dan merupakan bahasa resmi di Arab Saudi, Marokko, Aljazair, Libya, Tunis,
Mesir, Sudan, Lebanon, Syria, Yordania, dan beberapa Negara lainnya di
semenanjung Arabia.[24]
Mempelajari Bahasa
Arab sangat penting bagi kaum muslimin karena Bahasa Arab menjadi bahasa
persaudaraan dalam dunia Islam yang mampu mempersatukan beribu-ribu ummat Islam
yang berbeda suku bangsa, Negara dan bahasanya.
2.
Tujuan
Mempelajari Bahasa Arab
Secara umum tujuan mempelajari Bahasa Arab adalah :
a.
Agar siswa
mampu memahami dan mengerti makna lafadh-lafadh yang dibaca dalam shalat dengan
pngertian yang mendalam.
b.
Agar siswa
mampu dan mau membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
c.
Agar siswa
mengerti dan memahami bacaan Al-Qur’an, sehingga dapat mengambil petunjuk dan
pengajaran darinya, tidak hanya seperti burung berkicau.
d. Agar siswa dapat mempelajari
ilmu-ilmu agama Islam dalam buku-buku yang banyak ditulis dengan Bahasa Arab,
seperti ‘Ulum Al-Qur’an, Ilmu Tafsir, Hadits, Ilmu Hadits, Fiqh, dan
sebagainya.
e. Agar siswa mempunyai keterampilan, baik
reseptif maupun ekspressif berkomunikasi dengan bahasa Arab, baik antar kaum
muslimin di luar negeri maupun di dalam negeri.[25]
3.
Qa’idah
Umum Pengajaran Bahasa Arab
Agar pengajaran Bahasa Arab dapat berjalan lancar, maka
harus memperhatikan qa’idah sebagai berikut :
a.
Mengajarkan
Bahasa Arab hendaklah dimulai dengan bercakap-cakap dan membaca.
b.
Hendaklah
penyampaian lafadh yang berkenaan dengan nama barang disertai bendanya agar
lebih mengena.
c.
Hendaklah
Bahasa Arab diajarkan dengan kalimat atau kata yang mengandung pengertian,
bukan kata asal-asalan.
d.
Waktu
pelajaran disambilkan dengan bercakap-cakap dan membaca.
e.
Mengajarkan
Bahasa Arab hendaklah menurut metode mempergunakan panca indera.
f.
Hendaklah
diadakan latihan dengan lisan dan tulisan supaya murid-murid mengulang
pelajarannya.
g.
Hendaklah
pelajaran Bahasa Arab itu menarik hati.[26]
D.
Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Bahasa Arab
Kesulitan dalam pembelajaran Bahasa
Arab disebabkan beberapa faktor yaitu, faktor linguistic dan faktor non
linguistic, juga faktor latar belakang pendidikan siswa yang berasal dari SD
dan MI, sehingga menyulitkan bagi guru dalam mengoptimalkan pembelajaran Bahasa
Arab.
Dari kesulitan tersebut terlihat
betapa pentingnya pengaruh motivasi, karena dalam proses pembelajaran
membutuhkan motivasi untuk mendapatkan prestasi yang diharapkan, baik motivasi
intrinsic maupun ekstrinsik.
Dengan motivasi tersebut diharapkan
siswa dapat lebih bergairah dalam mencapai prestasi yang lebih baik.
Untuk mengembangkan motivasi dapat
dilakukan dengan pemakaian bahasa secara aktif komunikatif sedini mungkin,
disamping itu yang namanya belajar suatu bahasa tergantung pada apa yang
terjadi di dalam diri dan diantara manusia-manusia yang ada di dalam kelas.
Dengan kegairahan,
kesemangatan, keingintahuan, kemandirian, kepercayaan diri, kepusatan pikiran,
keteguhan, dan kesabaran diharapkan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar
atau prestasi belajar Bahasa Arab yang meliputi kemampuan mendengarkan,
kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis.
[8] Robertus Angkowo dan A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran Mempengaruhi Motivasi, Hasil Belajar
dan Kepribadian, Jakarta : Grasindo, 2007, h. 35.
[10] Slameto, Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta
: Rineka Cipta, 2003, h.
[13] Nana Sudjana, Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2008, h. 28.
[16] Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan
Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005, h. 102.
[17] Zakiyah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,
Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1995, h. 153.
[18] Depag. RI, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Khusus untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), Jakarta : Bina
Tama Raya, 2007, h. 401.
[19] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung :
Sinar Baru Algesindo, 2008, h. 50-54.
[21] Slameto, Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2003, h. 54-71.
[23] Suminarsih, Prinsip Dasar dan Pengembangan Penilaian dalam
Pembelajaran Matematika, Semarang : LPMP, 2007, h. 8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar