Selamat Datang Di Tarojjumah.Com - Selamat Datang Di Tarojjumah.Com - Selamat Datang Di Tarojjumah.Com

Minggu, 29 Maret 2015

Relevankah Guru Sekarang sebagai Akronim “digugu lan ditiru“ ?

Oleh : R1fA'1
Guru sebagai salah satu pelaku yang terlibat langsung dalam pendidikan. Perannya dalam pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Di samping tentunya siswa sendiri yang sangat berperan. Antara guru dan peserta didik diharapkan saling mendukung sehingga keberhasilan pendidikan dapat tercapai. Keberadaan seorang guru sebagai pelaku pendidikan dalam mendampingi para peserta didik sangat diperlukan. Sosok guru sebagai pendamping dan menjadi teladan bagi para peserta didik maka guru harus sungguh-sungguh mampu menjaga imitsnya. Hal ini dilakukan agar kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik dimiliki seorang guru jangan sampai ditiru oleh para peserta didik
Dalam pepatah jawa mengatakan guru itu digugu lan ditiru sebagai akronim dari kata guru. Berdasarkan hal tersebut, tentu masyarakat jawa berpandangan bahwa guru merupakan sosok yang diharapkan dapat digugu atau dapat dipercaya serta ditiru atau dapat menjadi contoh dalam kehidupan
Guru yang dapat digugu maksudnya segala apa yang ia katakan dan perbuat dapat dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban tersebut berupa alasan–alasan maupun pembuktian-pembuktian yang logis dalam menyampaikan sesuatu baik kepada siswa maupun masyarakat. Sehingga ketika ada siswa atau masyarakat bertanya, diharapkan guru dapat menjawabnya dengan benar dan dapat dipercaya kebenarannya
Sementara itu, guru dapat ditiru maksudnya segala tingkah laku baik perkataan maupun perbuatan yang dilakukan senantiasa dapat menjadi contoh yang baik bagi siswa maupun masyarakat. Hal ini bera-lasan karena  guru dijadikan model bagi masyarakat tentang contoh pribadi yang baik. Apabila guru tidak mampu menunjukkan pribadi yang baik, maka siswa yang diajar kemungkinan besar akan meniru apa yang dilakukan gurunya. Apabila sudah terjadi seperti itu, tujuan pendidikan yang berusaha menciptakan siswa yang unggul akan sulit dicapai. Di mata masyarakat, guru akan kehilangan wibawa sekaligus kepercayaan
Perilaku yang dapat digugu lan ditiru juga selayaknya juga diterapkan tidak hanya guru, melainkan juga pada calon guru atau mahasiswa kependidikan. Hal dilakukan selain sebagai upaya pendidikan juga sebagai persiapan dan latihan. Dengan berupaya menjadi menjadi sosok yang dapat digugu lan ditiru sejak masih duduk di bangku perkuliahan diharapkan nantinya setelah lulus mahasiswa sudah siap secara fisik maupun mental untuk menjadi seorang guru.
Guru yang ideal harus cakap dalam kepribadian baik di sekolah maupun di masyarakat. Sekolah menerapkan kepada para siswanya peraturan-peraturan yang harus ditaati siswa. Misalnya: tidak boleh melakukan perbuatan yang tercela di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, tidak boleh terlambat masuk sekolah dan lain sebagainya. Hal ini kalau terjadi maka guru belum layak bias disebut Guru yang digugu lan ditiru. Demikian juga ketika di dalam masyarakat guru juga harus bias menjadi panutan bagi masyarakat yang lain.
Jangan sampai seorang guru dikenal dalam masyarakat karena kekurang baiknya kepribadiaannya. Misalnya: Guru yang pemain judi, tukang pinjam uang, penipu dan lain sebagainya. Kalau beberapa waktu yang lalu ada pemberitaan seorang guru nyambi menjadi tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mungkin kita bias memakluminya. Kebutuhan hidup besar tapi penghasilan kurang bias memenuhi. Namun perhatian pemerintah akhir-akhir ini cukup bagus terhadap guru yaitu dengan memberikan insentif atau bahkan tunjangan sertifikasi. Perhatian pemerintah ini cukup kita syukuri. Pemerintah sungguh-sungguh memperhatikan nasib para Pahlawan tanpa tanda jasa ini. Harapannya tidak akan ditemukan guru yang memiliki pekerjaan sampingan yang terkadang menyita waktu dan tenaga, sehingga kurang bias maksimal dalam pendampingan para peserta didiknya
Guru diharapkan bias menfokuskan pada profesi yang sudah dipilihnya. Dalam masyakarat sosok guru cukup dihormati. Banyak guru dalam masyarakat diberikan kepercayaan untuk tugas-tugas tertentu. Misalnya menjadi ketua RT, Ketua RW, atau jabatan yang lainnya. Hal ini memang sosok guru adalah teladan dalam masyarakat. Perilaku dan kepribadiaannya menjadi teladan masyarakat yang lain. Seorang guru hendaknya sungguh-sungguh harus bias menjadi teladan baik di sekolah maupun di masyarakat. Keteladanan seorang guru ini dapat menjadi modal untuk keberhasilan dalam pendidikan. Adanya sertifikasi guru juga memberikan pesan kepada guru agar sungguh-sungguh guru menjadi lebih professional. Guru dapat terus mengembangkan diri untuk bekal mendidik para anak didiknya.
Dengan demikian, guru merupakan sosok yang penting bagi siswa maupun masyarakat. Tidak hanya menjadi sumber ilmu  yang dapat dipercaya, tetapi juga dapat dijadikan panutan siswa maupun masyarakat dalam bertingkah laku
Ungkapan Guru: Digugu lan Ditiru nampaknya masih harus tetap jadi pegangan bagi rekan-rekan guru. Kita harus menyadari keberadaan sebagai seorang guru berpengaruh besar terhadap anak didik kita. Keberhasilan atau tidaknya siswa dalam pendidikannya kita ikut bertanggungjawab. Hal ini menunjukkan bahwa kita memiliki beban moral terhadap siswa ketika gagal dalam pendidikannya. Mengkritisi hal tersebut maka sosok guru yang professional sangat dituntut. Kita harus mampu menunjukkan profesionalitas kita kepada anak didik. Profesional dalam hal ini tidak hanya kemampuan kita dalam mengajar tetapi juga kepribadian kita sebagai seorang guru

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga bermanfaat!!