Selamat Datang Di Tarojjumah.Com - Selamat Datang Di Tarojjumah.Com - Selamat Datang Di Tarojjumah.Com

Senin, 29 Juli 2013

Perbedaan Jangan Direspon Dengan Kekerasan

Bogor (Pinmas)—-Di tengah masyarakat yang majemuk, umat Islam hendaknya menghargai setiap perbedaan. Jangan kita merespon perbedaan dengan kekerasan. Jika ada persoalan, selesaikan dengan cara yang santun, sesuai dengan ajaran Islam yaitu dengan akhlakul karimah.
Demikian pesan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan melalui Menteri Agama Suryadharma Ali pada acara buka bersama dengan para ulama, habaib, dan ribuan jamaah Majelis Taklim An-Nur Empang, Bogor, Jawa Barat, Senin (29/07).
Sedianya Presiden SBY direncanakan menghadiri acara buka bersama dengan jamaah yang dipimpin Habib Hasan bin Abdul Kadir Al-Atas. Namun, sehubungan
dengan padatnya agenda Kepala Negara, akhirnya mewakilkan kehadirannya kepada Menteri Agama.
“Presiden berpesan agar kita memahami ajaran Islam yang agung. Jangan ajaran yang agung dinodai oleh perilaku kita yang tidak mencerminkan nilai Islam,” kata Menag Suryadharma Ali.
Dikatakan, bahwa kekerasan tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun, termasuk juga tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama atau berdalih menegakkan agama. “Islam mengajarkan kita untuk tidak berkata kasar,” terangnya.
Terkait dengan bulan Ramadlan, semoga dengan bulan ini dapat menempa hati, mengasuh jiwa, serta mengasah nalar kita. Hari demi hari di bulan suci ini, kita berupaya membentuk kepribadian agar menjadi insan berakhlak mulia. Cara yang paling ampuh dalam pembentukan akhlak adalah pembiasaan.
Menag berharap bulan Ramadlan dapat dijadikan momentum untuk memperbaiki diri. Apabila sebelas bulan yang lain telah banyak melakukan dosa,
baik sengaja maupun tidak, maka saatnya di bulan Ramadlan umat Muslim terus meningkatkan ibadah, termasuk juga memperbanyak silaturahmi.
“Sehingga umat Islam menjadi umat yang baik, umat yang satu dan berkualitas,” tutur Menag. Dengan demikian, lanjut Menag, selesai Ramadhan, pada bulan Syawal kita berhalal bihalal menjadi orang ‘baru’. Kita mencapai fitrah sebagai manusia yang telah diampuni kesalahannya.
“Sebagai pribadi baru kita melangkah dengan barakah, melangkah berdasarkan tuntunan Al-Quran dan Hadits,” ujarnya. (ks)

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga bermanfaat!!